Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Malam, Riuh keramaian di atas sedikit mengganggu.
Bicara kenangan, siapa sih manusia yang gak punya kenangan? bokap, nyokap, engkong, nenek kalian pasti punya. Kalo ga percaya tanya aja. Tapi jangan deh, udah malem. Oke, sebelum hari makin ditelan gelapnya malam, gua sekedar ingin mengulang lagi apa-apa yang pernah gua lalui. Entah itu sama temen, keluarga, atau bahkan sama orang yang baru aja kenalan atau juga yang gak kenal sama sekali. Pada zaman sekarang, semuanya udah dimudahkan oleh fasilitas. Orang jadi bisa komunikasi dengan mudah, bisa tatap muka dengan Skype atau GoogleDuo. Orang yang tinggal jauhan bisa LDR sama pasangannya, eh tapi bukan itu yang mau gua bahas. Gua mau ngebahas dengan kemudahan-kemudahan tadi, kita jadi ga sengaja punya kenangan yang masih terkenang di history chat kita. Otak kita udah lupa akan kenangan itu, tapi Handphone kita masih menyimpan memori yang bisa jadi seharusnya ada dipikiran kita. Itulah kenapa gua juga bersyukur hidup ditengah peradaban yang canggih ini. Dimana gadget udah banyak bantu kita, ya walau ada sisi negatifnya. Tapi gua berterima kasih banget karena HP gue itu, gua bisa sejenak pulang ke masa lalu dan bermain-main di alam imajinasi gua. Yap, just like usually i do, Berkhayal.
Lucu aja sih, gimana barisan kata yang polos dan kalo orang lain liat biasa aja, tapi kalo gua baca itu bisa ketawa terbahak-bahak sambil mengingat apa yang telah terjadi saat itu. Lucu aja, gua sejenak seperti kembali pada masa itu dan sekejap pula gua inget masa itu udah lama banget berlalu. Ini soal kenangan, gak ada yang kalah gak ada yang menang, gak ada yang salah gak ada yang benar. Jadi gua rasa sah-sah aja kalo gua lakuin hal semacam itu. Itu karena spontanitas semata dan beberapa kata yang udah dibaca itu seperti langsung menampar keras wajah gua yang memaksa otak mengingat kejadian apa yang terjadi pada masa itu dan membuat gua bahagia. Bahagia yang cukup sederhana. Seperti contoh pas beberapa minggu lalu gua buka dm-dm lama gua sama temen-temen lama gua. Gua baca salah satu yaitu dm sama temen gua si Yoga. Gua baca dari paling atas dan alhasil gua yang ketawa terbahak-bahak. Gua ingat percakapan dengan Yoga ini emang humoris banget. 96 % bercanda, 3% serius, 1% ngelantur. Dia ini juga sahabat deket gua semenjak masuk SMA pas di Jakarta. Gua seneng banget chat itu masih ada, chat itu dulu sangat populer, chat itu sangat berharga bagi gua pribadi. Gatau dia juga baca lagi apa ngga, gua rasa si ngga soalnya emang kurang kerjaan banget. Tapi gua ga peduli dan gua hanya mau menikmati kenangan dari sepotong chatting sama temen gila gua.
Ga Yoga doang si, gua juga sering liat chat-chat lama sama temen gua. Dimanapun, di line, wa, ig ataupun path. Gua rasa itu juga bagian dari apa yang gua punya dalam hidup gua ini. Bagaimanapun banyak orang bakal datang dan pergi dari hidup gua. Tapi, mereka itulah yang jadi saksi bahwa gua dulu pernah bersama mereka, seonggok daging yang punya nama dan juga asik banget buat ngobrol sampe rasanya waktu itu cuma mitos belaka. Tapi gua mau tekankan, gua juga ga setiap hari juga liatin history-history chat. Waktu-waktu itu datang disaat yang ga gua duga dan sama sekali ga direncanain. Semua mengalir gitu aja seperti daun yang perlahan di hempas arus sungai yang lambat laun sampai juga di laut. Semuanya terjadi begitu saja yang ngebuat gua percaya hidup ini adalah hadiah terindah dari Tuhan. Bernapas itu menjadi alasan terbaik untuk berbuat apa yang sekiranya membuat orang lain bahagia, lalu kita juga turut berbahagia. Senyum itu jawaban semesta atas mendung dan hujan yang selama ini menyelimuti kantung mata anak Adam, terutama anak Hawa. Gua percaya, hidup itu semacam teka-teki, tapi lu bisa milih mau selesain atau ngga. Gua percaya hidup itu misteri yang kita bisa bersama kembali sama orang-orang yang kita cintai. Gua percaya, cinta itu luas, seluas awan yang membentang di jagad raya ini. Selama angin masih cinta terhadap pohon yang terus diguncangnya, atau selamanya, maka hidup itu memang anugerah. Rasa cinta gua, kepada semesta, sahabat, keluarga dan satu tambatan hati yang masih terlalu buram untuk gua tau siapa dia seutuhnya. Tapi gak ada yang perlu dikhawatirin. Cuma perlu banyak berterima kasih, sambil sekedar membaca kisah-kisah usang dari sepotong chat. Barangkali itulah cara gua bersyukur.
Sampai jumpa lagi, dilangit biru di kota itu, Sahabat.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
