Wajahmu selalu kekal dibenakku.
Tak sadar masa itu sudah jauh berlalu.
Segelintir memori datang mengusik jiwa.
Berhamburan kesana-kemari bagai angin
yang dihempas pagi buta.
Merindukan hal yang takkan kembali, itu
tabiatku.
Memanipulasi setiap ruang kehidupan
menjadi berbagai dimensi.
Satu diantaranya saat aku tak jadi
melepasmu.
Apadayaku, hanya berharap semuanya
tak pernah terjadi.
Kini kau telah pergi.
Menjauh dari tanah itu yang malah kau
ingkari.
Andai saja aku tak punya hati.
Takkan kubiarkan malam itu air mata
menjadi abadi.
Atau, aku yang telah pergi.
Darimu yang dulu tak bisa hidup tanpa
keraguan.
Aku sendiri tak bisa lagi menemukanmu
diantara embun pagi.
Yang tersisa hanya hangat jejak kaki, dan
bayangan.
Aku lebih senang mereka membakar
jiwaku.
Daripada terus-terusan tersiksa oleh
senyum seorang gadis fana.
Tak ada yang bisa menghentikannya,
kecuali takdir dan semesta.
Bayangan wanita; aku selalu ingat wajah
cantikmu.
-Uyyi, 2 Maret 2018