Malam para manusia yang pandai menyisakan waktu untuk membaca. Bulan ini adalah bulan ke 3, bulan Maret. Ya gapapa sih, gak ada yang spesial dengan bulan ini (sepertinya, mungkin bisa). Hari ini tanggal 3 Maret, dan besoknya tanggal 4 Maret. Dan pastinya juga kalian sudah mengetahui perihal tersebut. Besok bukan hari yang biasa bagiku, mengapa? karena besok ada acara memperingati 100 hari kepergian nenek tercinta. Mengingat hal itu gue pribadi jadi keinget sosok nenek gue. Bagaimana setiap detik kenangan indah bersamanya kini telah lenyap tersisa kenangan. Dan kenangan itupun baru saat ini teringat lagi karena besok akan memperingati 100 hari kepergiannya. Memang baru 100 hari, tapi rasanya sudah lama sekali. Hal ini juga membuat gue sadar, bahwa sesuatu yang pergi itu takkan bisa kembali lagi. Yang tersisa kini hanya ada sebutir kenangan dan sedikit rasa sesal. Menyesal seandainya beliau masih ada disini, masih bisa sekedar tertawa melihat tingkah gue yang bodoh, hanya untuk melihat beliau tersenyum tulus. Tapi tak ada gunanya menyesali, tak ada untungnya. Mungkin beliau juga ingin kita yang ditinggalkan merasa ikhlas agar beliau tak lagi terbebani. Tapi mengapa Tuhan menciptakan rasa 'penyesalan'? Kenapa disetiap hal dimasa lalu yang takkan kembali lagi kita harus meyesalinya? Dan dengan bodoh berharap waktu itu akan kembali, tak masuk di akal. Mungkin tujuan Tuhan menciptakan penyesalan hanya untuk mengingat masa lalu, hanya untuk mengingatnya. Bayangkan bila tak seorangpun di dunia yang memiliki rasa menyesal, pasti tak ada yang mengingat masa lalu, dia akan fokus ke masa depan dan menganggap masa lalu tak pernah diciptakan. Mau bagaimanapun juga, kita manusia bisa berdiri disini melalui proses dari masa lalu yang tak singkat. Rumit dan banyak rintangannnya. Masa lalu pantas diingat dan dikenang, tapi bukan untuk di capai kembali.
Seperti masa pertama gue masuk ke SMA. Awal gue ketemu Imam dan Iqbal(bodan). Seinget gue begini, pagi itu gue lagi duduk di depan kelas x ips 4 (kelas yang nantinya bakal jadi kelas gue). Gue duduk sendiri dan hanya ditemani sedikit hembusan angin pagi. Lalu ada dua orang asing dan memecah keheningan di pagi hari. Mereka duduk dan berbincang yang gue gak tahu apa yang dibahas. Lalu salah satu dari mereka menyapa gue dan menyodorkan tangan, "Gue imam." di sambung iqbal, "gue Iqbal." gue pun refleks menjawab, "gue Averyl." gak tau pas awal kenalan aja gue udah ngerasa nyaman aja, padahal gue biasanya sama orang baru merasa asing dan ga enak aja. Tapi ama dua makhluk ini rasanya beda. Pada hari itu juga kalo gasalah masih dalam tahap mpls (masa perkenalan lingkungan sekolah) kalo dulu sebutannya ospek. Gue , Imam dan Iqbal beriringan berjalan ke ruang aula karena kalo gak salah mau ada acara semacam demo ekskul gitu (maap kalo salah, maklum pelupa). Dan dari situ pun gue tahu kalo Imam dan Iqbal itu sama-sama jomblo. Bukti nyatanya pas kami jalan menuju aula, yang dibahas itu cewe lagi cewe lagi. Gue terus terang seneng karena waktu itu gue jomblo juga dan gue emang suka juga ngomongin tentang cewe. Dan tak jarang pula kita satu pola pikir saat sedang memandang suatu objek indah. Pokoknya kodenya biasanya kami kalo ngeliat objek menarik langsung saling tatapan dan senyum nahan ketawa. Tapi si Iqbal kadang reaksinya dengan heboh, panik, eksplosif, lebay, kaget dan mukul pundak gue kalo liat cedai (cewe badai). Alhasil kami bertiga bukan lagi seperti tiga ekor orang yang baru kenalan, tapi udah kayak jomblo berteman yang sangat ngenes. Jadi kayak ngerasa udah kenal lama aja gitu. Dimulai dari hari itu sampe saat ini, tu orang berdua adalah temen gue yang paling gokil. Dan kami masih menggila saat membicarakan cewe persis saat pertama kali kita bertemu. Itu juga kembali mengingatkan gue, bahwa kisah gue kenalan sama dua orang gokil itu sekarang tinggal kenangan emas. Gue sih masih inget gatau sih dua makhluk itu masih inget apa ngga. Kisah itu gabisa terulang lagi, takkan kembali lagi.
Gue juga gak berani ngasih judul "Yang pergi takkan kembali". Gue masih menyisipkn kata "mungkin" dalam kurung. Itu berarti masih ada sesuatu yang pergi dan bisa saja kembali, mungkin. Bila berandai-andai, bisa aja mantan yang tiba-tiba balik lagi. Walaupun cuma mau ambil barang pemberiannya yang dulu dan ga ikhlas, atau cuma mau isengin aja karena di zaman modern ini jahil menjadi suatu kebutuhan pokok. Itu contoh gapentingnya. Tapi bisa aja, tapi sih gue gak berharap gitu juga, itu cuma contoh. Atau contoh lainnya, Barang kesayangan lo, sebut itu bola, hilang(pergi) dan beberapa minggu kemudian pas lo lagi beres-beres rumah, bola itu ketemu (kembali). Jadi ada beberapa hal yang sudah pergi dan bisa kembali, tapi menurut gue gak banyak. Karena pada dasarnya sesuatu yang pergi takkan kembali, dan seandainya kembali takkan sama seperti sediakala. Yang sudah pergi sudah sepatutnya di ikhlaskan, karena disetiap kepergian pasti ada pula kedatangan. Ada orang yang datang dan pergi dihidup kita, pasti begitu. Tak selamanya orang akan ada dihidup kita dan gak selamanya orang itu gak ada dihidup kita. Kayak bandara, tempat pesawat mendarat dan terbang, landing dan take off, datang dan pergi. Kita itu seperti bandaranya yang pasti melihat berbagai macam dan jenis orang berlalu-lalang dihidup kita. Seperti nenek gue yang sudah pergi, gak bisa kembali lagi. Hanya bisa rindu saja ditengah hujan yang kini membasahi genting dan sedikit pipi gue.
Iqbal, Lascha(aka Justin), Uericho, Gue dan Yoga Yang motoin Imam. |
yang angkat kedua tangan = Imam Yang lain ngantuk+kedinginan |
Yang diatas juga gak bisa balik lagi. Temen gue udah nambah, semula dari Imam dan Mbah Iqbal. Sekarang ada Ue, Justin, Yoga dan Mul. Tapi Mul ga ikut touring karena lagi galau ps3 nya rusak. Kami adalah sekelompok orang yang kurang piknik. Walaupun gabut dan nekat, tapi disitulah arti pertemanan sejati. Gue jadi ngerasa mereka adalah bagian dari hidup gue juga kini. Mungkin akan ada ekspedisi atau kunjungan ke berbagai tempat lagi nanti dengan kami geng yang biasa disebut, Harta, Tahta, ... (yang ketiga sering ganti nama jadinya ga gue tulis). Pokoknya kenangan diatas gabakal bisa balik lagi, tapi bisa kami ceritakan ke anak cucu kami bahwa apa itu arti pertemanan dan rasa gabutnya masa remaja jomblo. Jadi mulai sekarang relakan yang sudah pergi, pasti Tuhan akan menggantikannya yang lebih baik. Menyesal itu manusiawi, tapi jangan berlarut-larut, bikin capek doang. Lebih baik habiskan waktu kalian untuk menjelajah bersama teman kalian, karena itu akan menjadi sesuatu yang akan pergi dan gak kembali yang sangat amat berharga, takbisa diganti oleh materi. Dan juga untuk nenek gue tercinta, walaupun fisik udah ga nampak, aku akan selalu cinta padanya dan akan selalu ingat pesan dan nasihatnya. Dan sebelum doi ninggalin gue, semoga dia kunjung peka yaa(wkwk). Semua yang pergi (mungkin) takkan kembali. Tinggal dua pilihan, apakah kamu akan tetap menunggu? atau akan mencari seseorang lain yang mungkin kini sedang menunggumu? semuanya terserah kalian. Dan gue akan seperti air yang mengalir, terus bergerak tanpa mengeluh. Mengikuti indah dan deritanya, mengikuti alur sampai akhirnya, yaitu ajal. Semoga kamu juga seperti air yang mengalir. Terus hidup dan jangan lupa bahwa semua sudah ada yang mengatur. Selamat malam, semoga keberuntungan selalu menyertai kalian semua.
Maacih,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar