Kamis, 25 April 2019

Nona Tak Kasat Mata


Membuatmu mencintaiku dan membuatmu
jatuh cinta padaku adalah suatu hal yang 
berbeda
Tak habis beranda dicicipi untuk tahu
apakah hatimu ada palangnya atau tidak
Atau barangkali kemauan Belanda atau 
Pribumi atau Indo yang pernah berkuasa
Tapi cinta, adalah tahta yang tak pernah
bisa digertak

Aku telah dijajah
Terhasut juga terjamah
Oleh jari lengkingmu yang lemah
Membuat sekujur tubuh menjadi selalu ingin
lelah

Padamu, ketidaktahuan dan ketidaknyataan,
aku mengharapkan imbalan
Sebagai bukti dan cintaku padamu, bahkan
seorang budak belian
Hancurkan aku kelak dalam drama bertajuk
persandiwaraan 

Aku cinta padamu yang tak pernah nyata
dalam wujud
Sekalipun aku menengadah sambil bersujud
Kau tak pernah menjadi nyata sebagaimana
aku ada
Bilamana tempat itu adalah surga, yang 
pasti nyata

Nonaku, manisku, senjaku, atau apapun
nanti aku akan memanggilmu lirih
Engkau mungkin duka bahkan suka yang
paling perih
Di antara semua pilihan yang bisa aku pilih,
Silih berganti bagai kapas yang terbang
bebas lalu tertindih

Hatiku belum mati, tapi telah membusuk
Sejak terakhir kali senjaku muncul di
pelupuk wajah kuningku
Dan nampak secercah cahaya berkelip di
keningmu
Jiwa raga, cinta, cobalah merasuk

Aku ingin bisa menjatuhkan diriku sendiri
agar bisa mencintaimu
Tapi tak bisa, bagaimana bisa aku mencinta
yang tak ada?
Mungkin, tak terlihat, bukan tak nyata
Lalu kapan dirimu akan nampak seperti
yang dulu-dulu?

Aku harap hati ini masih bisa bertahan 
sedikit lagi
Bertahanlah, aku segera tiba
Atau kau yang sedang mengupayakan
perjamuan kita
Agar kembali lagi selimut tebal menyelimuti
hati

Hatiku yang merah, dan harimu yang mulai
saat itu akan cerah.


-Uyyi, 11 April 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar