jatuh cinta padaku adalah suatu hal yang
berbeda
Tak habis beranda dicicipi untuk tahu
apakah hatimu ada palangnya atau tidak
Atau barangkali kemauan Belanda atau
Pribumi atau Indo yang pernah berkuasa
Tapi cinta, adalah tahta yang tak pernah
bisa digertak
Aku telah dijajah
Terhasut juga terjamah
Oleh jari lengkingmu yang lemah
Membuat sekujur tubuh menjadi selalu ingin
lelah
Padamu, ketidaktahuan dan ketidaknyataan,
aku mengharapkan imbalan
Sebagai bukti dan cintaku padamu, bahkan
seorang budak belian
Hancurkan aku kelak dalam drama bertajuk
persandiwaraan
Aku cinta padamu yang tak pernah nyata
dalam wujud
Sekalipun aku menengadah sambil bersujud
Kau tak pernah menjadi nyata sebagaimana
aku ada
Bilamana tempat itu adalah surga, yang
pasti nyata
Nonaku, manisku, senjaku, atau apapun
nanti aku akan memanggilmu lirih
Engkau mungkin duka bahkan suka yang
paling perih
Di antara semua pilihan yang bisa aku pilih,
Silih berganti bagai kapas yang terbang
bebas lalu tertindih
Hatiku belum mati, tapi telah membusuk
Sejak terakhir kali senjaku muncul di
pelupuk wajah kuningku
Dan nampak secercah cahaya berkelip di
keningmu
Jiwa raga, cinta, cobalah merasuk
Aku ingin bisa menjatuhkan diriku sendiri
agar bisa mencintaimu
Tapi tak bisa, bagaimana bisa aku mencinta
yang tak ada?
Mungkin, tak terlihat, bukan tak nyata
Lalu kapan dirimu akan nampak seperti
yang dulu-dulu?
Aku harap hati ini masih bisa bertahan
sedikit lagi
Bertahanlah, aku segera tiba
Atau kau yang sedang mengupayakan
perjamuan kita
Agar kembali lagi selimut tebal menyelimuti
hati
Hatiku yang merah, dan harimu yang mulai
saat itu akan cerah.
-Uyyi, 11 April 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar