Tar, cantikmu taksenonoh
Menari dalam jemari
Khayal ke sana kemari
Entah hapus sajaaku dari lini
Bibirmu telaga kehausan
Matamu sumber ketenangan
Pipi dan hidung lancip kemenangan
Air mata bukan kekalahan
Salahkah bila inginku sampai ke tulang?
Saat jemarimu menari di atas ketelusan
kulitmu
Terpejam membayangkan mulai hari ini,
Mimpi tentang hari-hari baik
Lepas kendali
Sulit mengakui
Menahan diri
Jatuh berkali
Namun kau adalah racun yang terlalu sering
kuteguk
Kau racun terindah dalam gamang
Membingungkan saat ternak datang
menghadang
Tar, hidupmu sekali,
Keindahan abadi.
-Uyyi, 8 Juni 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar