Bakar atau bungkam!
Deru semangat ini kian kelamMenjamah bukan hal yang keram
Bagai ombak timbul tenggelam
Lakukan atau matikan!
Segera, atau sudah tak usah lanjutkan
Menghisapmu adalah sari-sari keresahan
Berlanjut duka silih berganti perlahan
Betapa menyenangkannya bergelut dalam
rasa sakit yang kuciptakan sendiri
Betapa memilukan hidup dalam tanda tanya
yang tak pernah bisa mengerti atau berhenti
ataupun terhenti
Betapa, betapa tersiksanya harapan seolah
menampar diri,
Kau tak pantas, dasar bajingan!
Pulang terlalu larut, pergi terlalu dini
Haruskah kupetik lagi dawai senja dari
awal?
Haruskah?
Haruskah esok atau esoknya lagi menyesali
bahwa hanyaku yang tak punya pantas?
Bakar saja, aku sudah bungkam
Sendi-sendi jariku sudah karam
Biar semua aku yang tanggalkan dalam
Biarmu, selamanya menjadi tanda tanya
semesta buram.
-Uyyi, Penghujung Agustus yang Rancu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar